Jumat, 03 Juli 2009

Goresan 2

uarkan
sebenarnya adalah Mosad Israel. Tapi asli, artinya bahkan
negara aslinya pun akan mengakui itu asli. Sebab
tidak bisa dibedakan dengan yang asli. Jenis kertasnya
sama. Semuanya sama. Kau harus tahu, Israel memiliki
semua jenis kertas yang digunakan untuk membuat uang
di seluruh dunia. Juga memiliki semua jenis kertas yang
digunakan untuk membuat paspor di seluruh dunia.
Israel juga memiliki teknologi untuk membuat uang dan
paspor yang sama persis dengan yang ada di seluruh
dunia. Inilah rahasia yang berhasil kami kuak. Maka kita
harus hati-hati. Dengan membuat uang yang palsu, tapi
benar benar tidak bisa dibedakan dengan yang asli Israel
bisa merusak ekonomi suatu negara. Krisis ekonomi di
Asia Tenggara dalam analisis kami tak bisa dilepaskan
dari rekayasa Israel."
Kolonel Fuad memberikan penjelasan panjang lebar.
Furqan jadi sangat mafhum. Jika untuk membuat paspor
di seluruh dunia adalah begitu mudah bagi Mosad Israel,
maka untuk sekadar mengetahui identitas dirinya dan
membuka kamar hotelnya bukanlah pekerjaan yang
susah.
"Sekarang tidak ada yang perlu kaukuatirkan. Penjahat
yang mengancam kamu sudah tertangkap. Aku telah menunaikan
janjiku, sekarang giliran kamu melunasi janjimu,"
kata Kolonel Fuad tegas.
"Baiklah, hari ini juga aku bayar lunas janjiku. Nanti sore
aku akan datang lagi kemari membawa uang seribu
350
jowo.jw.lt Collection
pound dan menyerahkan mobilku padamu,"jawab Furqan
tak kalah tegas. Dengan tertangkapnya Miss Italiana, ia
merasa ancaman yang selama ini menghantuinya telah
sirna. Ia merasa sangat lega. Seolah kiamat yang selama
ini mengancamnya tak jadi datang.
"Pukul berapa kau akan datang?" Tanya Kolonel.
"Pukul lima sore, insya Allah."
"Baik. Aku tunggu. Pukul lima sore di sini."
Furqan minta diri. Ia langsung mengendarai mobilnya ke
Maydan Husein. Tujuan pertamanya Bank Faisal Al
Azhar. Ia hendak mengambil tabungannya. Setelah itu ke
Khan Khalili. Ia hendak beli oleh-oleh untuk keluarganya
di Indonesia. Beberapa hari lagi ia mau pulang.
Di depan Bank Faisal Al Azhar, ia bertemu dengan
Azzam yang tampak tergesa-gesa hendak ke kampus.
"Oi Zam, oi kau sekarang rajin kuliah ya?" sapanya dengan
tersenyum.
Dengan tersenyum juga Azzam menjawab,
"Lha iya lah. Mumpung masih di Mesir harus rajin kuliah
lah."
"Lha begitu. Itu baru namanya mahasiswa. Masak bikin
bakso terus, apa mau tinggal di Mesir terus?"
"Itulah Fur. Doakan aku ya. Tinggal satu mata kuliah
saja. Aku ingin lulus tahun ini. Kau saja sudah M.A., ma351
jowo.jw.lt Collection
sak aku S.1 saja tak kelar-kelar. Sudah ya Fur, aku mau
kuliah dulu. Ini mata kuliahnya Doktor Abdul Fattah
Asyur. Aku sudah terlambat nih," jawab Azzam sambil
melangkah.
"Ya Waffaqakumullah," 67 tukas Furqan.
Azzam melangkah ke arah kampus, sementara Furqan
langsung melangkah masuk ke dalam Bank.
Sampai di dalam ia mengerutkan keningnya. Orang Mesir
penuh. Ia harus antri. Ia berdiri sambil melihat suasana.
Ada dua orang Malaysia yang sedang menukarkan
uang. Dari dollar ke pound Mesir. Ia tahu kedua anak itu
dari Malaysia dari cara berpakaian dan logat bicaranya.
Lima belas menit kemudian tiba gilirannya melakukan
transaksi. Ia mengambil dua ribu lima ratus pound. Lalu
ia mentransfer sisa tabungannya ke rekeningnya yang
ada di Indonesia. Ia menutup tabungannya. Dalam pikirannya,
jika nanti kembali lagi ke Mesir ia bisa membuka
tabungan lagi. Namun jika ternyata karena satu dan lain
hal ia tidak kembali atau ia lama di Indonesia, uang
tabungannya akan sangat berguna baginya.
Setelah itu ia ke Khan Khalili. Ia belanja dengan cepat.
Tanpa banyak memilih dan menawar. Ia seperti dikejarkejar
waktu. Ia memang harus cepat. Sebab siang ini juga
ia harus ke rumah Ustadz Mujab untuk membicarakan
masalah kelanjutan lamarannya pada Anna. Dan ia masih
akan membawa mobil itu sampai sore hari ini. Setelah itu
67 Semoga Allah memberimu taufik.
352
jowo.jw.lt Collection
ia tidak lagi bawa mobil. Jika teman -temannya bertanya
di mana mobilnya, ia akan menjawab sudah di tangan
orang Mesir. Mereka akan menyangka mobil itu dibeli
orang Mesir. Ia memang tidak ingin masalahnya menjadi
konsumsi masyarakat Indonesia di Cairo. Ia ingin mereka
hanya tahu prestasinya. Itu saja.
***
"Jadi kamu ingin langsung melamar Anna kepada kedua
orang tuanya?" tanya Ustadz Mujab pada Furqan.
"Iya Ustadz. Biar lebih cepat tahu kejelasannya. Jika
tidak demikian Anna bisa terus mencari alasan untuk
mengundur-undur jawabannya."
"Kamu sudah benar-benar siap jika Anna atau keluarga
Anna menolakmu? Padahal jika kamu mau bersabar sampai
hati Anna benar-benar siap, kamu punya peluang
besar untuk diterima olehnya."
Furqan diam sesaat. Ia berpikir sejenak lalu menjawab,
"Saya yakin Anna sudah punya sikap. Ia hanya ragu. Justru
jika saya langsung datang pada orangtuanya, ia tidak
ada kesempatan lagi untuk ragu. Saya rasa peluang saya
lebih besar jika saya langsung melamar pada orang tuanya
Ustadz. Ini sudah saya pikir masak-masak."
"Kalau kau sudah memikir masak-masak ya sudah. Aku
hanya berharap kau dan dia bertemu dalam ridha-Nya.
Baiklah agar kau punya alasan logis datang ke rumah
Anna sebelum resmi melamarnya, aku akan menitip se353
jowo.jw.lt Collection
suatu untuk ayahnya. Juga akan aku bikinkan surat
pengantar pendek yang isinya memperkenalkan dirimu
dengan singkat. Ayah Anna masih terhitung kerabatku.
Beliau pasti akan sangat senang mendapat titipan
dariku."
"Iya, terima kasih Ustadz."
"Kau tunggu sebentar ya."
Ustadz Mujab masuk ke kamar kerjanya. Lelaki yang
masih menjadi mahasiswa S.2 di Institut Liga Arab itu
menulis surat lalu membungkus sesuatu berbentuk kotak
kecil dengan kertas kado. Sejurus kemudian ia keluar dan
menyerahkan sepucuk surat dan bungkusan itu pada
Furqan.
"Yang terbungkus itu isinya minyak Hajar Aswad asli.
Berikan pada Pak Kiai Lutfi Hakim, ayah Anna. Sebaiknya
kau sendiri yang memberikan. Jika misalnya beliau
pas tidak di rumah saat kau di sana, sebaiknya kau menunggu
sampai beliau ada," jelas Ustadz Mujab.
"Baik Ustadz."
"Semoga semuanya dimudahkan Allah."
"Amin."
Furqan sangat yakin, maksud dan keinginannya menyunting
mahasiswi yang saat itu paling menjadi buah bibir di
kalangan mahasiswa Indonesia di Cairo, pasti terkabulkan.
Ia selama ini berpendapat, takdir itu ada hukum354
jowo.jw.lt Collection
hukum alamnya. Takdir itu mengikuti aturan sebab dan
akibat. Ia merasa telah menemukan kebenaran pendapatnya
itu lewat ratusan kejadian yang telah ia alami selama
ini. Juga kejadian yang dialami oleh orang lain.
Misalnya, ia selalu lulus ujian karena memang ia belajar
dengan baik. Lulus ujian adalah akibat dan belajar dengan
baik adalah sebab. Jika sebabnya tidak ada yaitu
belajar dengan baik, maka akibatnya akan sirna. Karena
tidak belajar dengan baik, maka yang terjadi adalah tidak
lulus ujian.
Contoh lain menurutnya adalah kematian. Menurutnya,
kematian adalah akibat. Kematian yang menurut banyak
orang adalah takdir, sebenarnya tak lain dan tak bukan
adalah akibat. Pasti ada sebabnya. Ia tidak bisa memercayai
adanya kematian tanpa sebab. Seseorang itu mati
karena ia melakukan sesuatu atau masuk ke dalam suatu
keadaan yang mengharuskan mati. Itu adalah hukum
alam.Ada orang mati karena kecelakaan. Memang hukum
alamnya, jika kepala pecah atau orang kekurangan darah
pasti mati. Jika ditarik lagi, orang mati karena kecelakaan,
bisa jadi karena ia tidak hati-hati di jalan raya.
Atau ia telah hati-hati tapi orang lain yang tidak hatihati.
Jadi tindakan tidak hati-hati di jalan raya bisa
menyebabkan kecelakan. Dan kecelakaan menye babkan
kematian.
Bahkan ada orang mati karena keracunan makanan. Memang
hukum alamnya, jika tubuh manusia kemasu kan
racun tertentu bisa merusak jaringan syaraf, otak dan
pembuluh darah yang mengakibatkan seseorang mati.
355
jowo.jw.lt Collection
Jadi dalam pandangannya, takdir itu pasti sesuai hukum
alam. Takdir bisa dikalkulasi dan dihitung secara matematis.
Apalagi teknologi manusia semakin tinggi. Jika
orang ingin panjang umur dan tidak mati-mati, maka
menurutnya, orang itu harus berjalan sesuai dengan hukum
alam yang membuat manusia tetap hidup, serta
tidak melanggar hukum yang membuat ia mati.
Selama ini ia selalu mendasarkan tindakan dengan kalkulasi-
kalkulasi dan hitungan matematis. Ayahnyalah yang
sejatinya mengajarinya sejak kecil. Ayahnya yang pernah
kuliah ekonomi di Amerika itu selalu bertindak sesuai dengan
kalkulasi matematis. Dan ia melihat dengan kepalanya
sendiri ayahnya hidup sukses.
Ia sendiri merasa, bahwa ia saat ini bisa selamat dari
intimidasi penjahat perempuan yang menamakan dirinya
Miss Italiana itu juga karena kalkulasinya yang matang.
Meskipun ia cemas dan takut, ia mengambil tindakan
yang tepat; yaitu bermusyawarah dengan orang tepat.
Sehingga ia selamat. Itulah takdir, menurutnya.
Jika ia tidak berpikir cermat dan melakukan kalkulasi dan
tindakan yang tepat, mungkin ia telah menemukan kiamat.
Itulah takdirnya.
Demikianlah ia berpikir tentang takdir.
Maka dengan kalkulasi dan strateginya, yang ia anggap
matang. Serta hukum-hukum alam yang menurutnya
telah tersedia, ia pasti akan mendapatkan Anna Althafun356
jowo.jw.lt Collection
nisa. Hukum-hukum yang menurutnya membuat seorang
gadis suka pada seorang pemuda ada pada dirinya. Prestasi
ia punya. Penampilan dan tampang diakui banyak
orang. Materi ada. Keluarga dan silsilah keturunan sangat
terjaga. Doa, selalu terpanjatkan siang malam tiada
henti-hentinya. Apalagi kurangnya? Menurut hukum
alamnya, tak bisa tidak, Anna Althafunnisa pasti berhasil
disuntingnya.
Ia sangat optimis. Dan selama ini, jika ia optimis, ia selalu
berhasil meraih apa yang diinginkannya. Ia meyakini
kekuatan optimisme dan mind magic yang acapkali dilontarkan
oleh motivator-motivator kaliber dunia. Benarkah
demikian? Akankah ia sukses menyunting gadis idamannya,
Anna Althafunnisa?
Waktulah nanti yang akan menjawabnya.
357
jowo.jw.lt Collection
23
PERIKSA DARAH
Seluruh mahasiswa Al Azhar, termasuk yang dari Indonesia
sibuk mempersiapkan diri menghadapi ujian akhir
tahun. Ujian kenaikan tingkat. Bagi yang tingkat empat
berarti ujian kelulusan S. 1.
Azzam benar-benar belajar dengan serius. Ia meringkas
materi Tafsir Tahlili, sama seperti ketika ia tingkat satu
dulu. Ringkasannya itu telah ia kuasai di luar kepala. Ia
benar-benar siap menyongsong ujian. Ia benar-benar siap
untuk lulus. Teman-teman satu rumahnya, semuanya sudah
sampai pada tahap konsentrasi penuh. Sudah siaga
satu menghadapi ujian.
358
jowo.jw.lt Collection
Fadhil sudah bisa menguasai dirinya untuk sementara
waktu. Masalahnya dengan Tiara sementara terlupakan
dengan sendirinya. Nasir sudah sering di rumah. Ia sudah
lebih tenang. Kasusnya berkaitan dengan Wail El
Ahdali tak lagi mengganggu pikirannya. Seorang mabahits
telah menemuinya di rumahnya dan tidak bisa membuktikan
ia terkait dengan jaringan yang dicurigai
pemerintah Mesir. Nanang berjuang keras menghafalkan
muqarrar Al-Qurannya. Ia harus lancar enam juz. Sementara
Ali seperti biasa, jika menghadapi ujian, sering itikaf
di Masjid Musa bin Nushair Hayyu Sabe'. Berangkat jam
sembilan pagi pulang jam delapan malam. Sementara nun
jauh di Katamea sana, Hafez sudah meringkas hampir semua
materi mata kuliah yang diujikan. Hafez sudah menemukan
kembali jati dirinya.
Di Masakin Utsman, Cut Mala dan teman-temannya sudah
jarang keluar rumah. Mereka sibuk dengan diktat
masing-masing.
Semua sibuk menghadapi ujian. Semua tegang. Kecuali
Furqan. Ia sibuk menata barang-barangnya ke dalam kopernya.
Lusa dia akan terbang ke Indonesia. Keluarganya
sudah menunggunya. Mereka akan menjemputnya di
Bandara Soekarno-Hatta. Ibunya bahkan mengabarkan
telah mempersiapkan syukuran besar-besar atas prestasinya
meraih predikat summa cumlaude untuk gelar masternya.
Furqan sangat berbunga-bunga. Rasanya ia tidak sabar
menunggu satu hari saja. Ia ingin segera sampai ke Indonesia.
Jumpa keluarga. Syukuran. Lalu terbang ke Jogja
359
jowo.jw.lt Collection
dan berkunjung ke rumah Anna Althafunnisa di Klaten
sana.
Biasanya, orang yang mau pulang ke Tanah Air didatangi
oleh banyak teman. Baik yang cuma sekadar menjenguk
untuk memberikan sekadar doa selamat, maupun
yang datang untuk menitip sesuatu. Namun suasana di
rumah Furqan sangat sepi. Di rumah itu ia cuma sendiri.
Rumah tiga kamar itu hanya dihuni oleh tiga orang.
Masing-masing menempati satu kamar. Tiga orang itu
adalah Furqan, Abduh dan Maftuh. Ketiganya orang
Jakarta. Dan ketiganya anak orang kaya. Abduh sedang
ke Dokki. Adapun Maftuh sedang ke Thub Ramli.
Tak ada yang datang hari itu. Mungkin karena para
mahasiswa sedang konsentrasi belajar. Atau mungkin karena
Furqan sangat sering pulang. Tiap tahun pulang
dua kali. Jadi tidak ada yang istimewa dengan kepulangannya.
Mereka menganggapnya hal yang biasa. Berbeda
jika mahasiswa lain yang pulang. Yang lima tahun
tidak pernah pulang terus mau pulang ke Tanah Air
untuk selamanya. Terasa istimewa. Maka banyak yang
menjenguknya.
Setelah selesai mengemasi barang-barangnya, Furqan
merapikan kamarnya. Ia sangat berharap secepatnya
kembali lagi ke Cairo dengan membawa Anna Althafunnisa
sebagai isterinya. Ia dan kedua temannya sudah
sepakat bahwa siapa yang duluan menikah berhak menempati
rumah itu. Dan yang tidak menikah terpaksa
harus pindah. Ia yakin ialah yang akan menempati rumah
itu. Tiba-tiba ia teringat sesuatu.
360
jowo.jw.lt Collection
"Masya Allah, aku belum membeli mushaf khusus untuk
mahar," lirihnya pada diri sendiri. "Insya Allah nanti
bakda Ashar aku akan ke Darussalam dan membeli
mushaf untuk mahar yang terbaik dan termahal untuk
Anna," gumamnya.
Sayup-sayup ia mendengar bel rumahnya berbunyi. Ya.
Benar. Ia membuka pintu kamarnya dan keluar untuk
membuka pintu. Begitu pintu terbuka ia agak kaget.
Seorang berpakaian polisi. Setelah memberi salam polisi
itu bertanya,
"Anda yang bernama Furqan?"
"Ya benar. Ada apa ya?"
"Saya diminta oleh Kolonel Fuad untuk membawa Anda
ke kantornya sekarang. Penting!" Kata polisi itu dengan
nada tegas dan terasa kurang ramah. Furqan jadi bertanya-
tanya dalam hati; ada apa gerangan? Apa yang terjadi?
"Sekarang?!" Furqan meminta ketegasan ulang.
"Ya sekarang juga! Saya tunggu!" jawab polisi itu.
"Baiklah."
Furqan masuk ke kamarnya untuk ganti pakaian. Lalu
keluar dan meluncur ke Abbasea bersama polisi itu.
361
jowo.jw.lt Collection
Sampai di Abbasea ia disambut oleh Kolonel Fuad.
"Maaf mengganggumu Furqan.Tapi ini prosedur standar
dan ini penting," kata Kolonel Fuad sambil mengisyaratkan
Furqan untuk duduk.
"Saya tidak paham dengan yang Kolonel maksud," tukas
Furqan bingung.
"Aku tahu kau besok pagi mau pulang ke Indonesia. Tapi
sayang rencana kepulanganmu agaknya harus tertunda."
"Apa maksud Kolonel! ?"
"Kau harus periksa darah dulu!"
"Kenapa untuk pulang saja harus periksa darah. Kalian
jangan membuat peraturan yang mengada-ada. Mentang
mentang ini negara kalian ya!" Furqan emosi mendengar
perintah Kolonel Fuad yang baginya sangat tidak masuk
akal.
"Tenanglah dulu Furqan. Akan aku jelaskan duduk persoalannya.
Aku sebenarnya tak ingin merepotkan siapa
saja. Atau mencegah seseorang pulang ke negaranya.
Tapi untuk kebaikan bersama, kebaikan bagi kamu,
teman-teman kamu, negara kamu dan negara kami, maka
prosedur ini harus dijalani. Begini Furqan, penyelidikan
kami menemukan hal yang sangat tidak kita inginkan
bersama. Perempuan brengsek yang mengaku sebagai
Miss Italiana itu memang benar-benar orangnya Mosad.
Selain dikirim ke Mesir ini sebagai mata-mata, ternyata
ia juga ditugaskan untuk merusak masyarakat negeri ini.
362
jowo.jw.lt Collection
Korbannya ternyata sudah puluhan. Ada yang jadi korban
amoralnya dalam arti yang sesungguhnya. Ada yang
cuma menjadi korban intimidasinya. Lha kami tidak tahu
kamu ini termasuk jenis yang mana. Kamu tergolong
yang menjadi korban intimidasinya saja atau juga korban
amoralnya?"
Furqan diam di tempat duduknya. Mendengar penjelasan
Kolonel Fuad itu tiba-tiba ada aliran kecemasan yang
menyusup ke dalam dadanya.
"Bisa lebih jelas lagi maksud Kolonel dengan korban
amoral dan korban intimidasi?" tanyanya.
Kolonel Fuad mengusap mukanya lalu menjawab.
"Aku harap kau tidak kaget dengan penjelasanku ini.
Perempuan bule itu nama aslinya adalah Golda Olmetz.
Ia seorang pelacur profesional di Tel Aviv yang diambil
Mosad sebagai tentaranya. Perempuan itu seorang pengidap
AIDS. Ia ditugaskan ke Mesir memang untuk menularkan
virus itu pada penduduk Mesir."
Mendengar hal itu muka Furqan langsung pucat pasi.
Bibirnya biru.Badannya dingin. Tulang-tulangnya seperti
dilolosi. Ia diam seribu bahasa. Kolonel Fuad melanjutkan
keterangannya,
"Sudah puluhan orang yang menjadi korban kebejatan
dan kejahatan Golda Olmetz ini. Hampir semuanya yang
pernah difoto bugil bersamanya terkena AIDS. Namun
kami juga menemukan ada empat orang yang tidak
tertulari AIDS, hanya menjadi korban intimidasi saja.
363
jowo.jw.lt Collection
Saya tidak tahu kamu masuk kriteria korban yang mana.
Sebab menurut ceritamu, saat itu, kamu tidur tidak merasakan
apa-apa, tiba-tiba bangun dalam keadaan nyaris tak
berbusana, dan menemukan foto itu. Lha saat kamu tidur
itu apa yang dilakukan perempuan itu kepadamu kan kita
tidak tahu. Untuk memastikan, kamu harus periksa darah
dulu."
Tubuh Furqan seperti lumpuh. Dunia terasa sangat menakutkan.
Langit seolah mau runtuh menimpanya. Tanpa
terasa airmatanya mengalir di pipinya. Kolonel Fuad menatap
wajah Furqan yang sayu kehilangan harapan
hidupnya. Maka ia berusaha sedikit menenangkan,
"Aku tahu berita ini sangat berat bagimu Furqan. Tapi
kamu harus tegar menghadapinya. Aku percaya sepenuhnya
kau orang baik. Kau hanya korban. Semoga kau tetap
bersih tidak tertulari virus AIDS itu. Jika ternyata kau
terkena AIDS, kau adalah orang yang beriman. Itulah
takdirmu. Kau harus sabar menerimanya. Kau akan diantar
Sersan Shabur ke Rumah Sakit Ains Syams untuk
periksa darah. Semua biaya kami yang menanggung.
Tiga hari lagi akan ketahuan hasilnya. Sekarang kau boleh
berangkat." Kata Kolonel itu lalu memanggil anak
buahnya. Lalu Furqan dibawa ke Rumah Sakit Ains
Syams untuk diambil darahnya guna diperiksa. Tiga hari
lagi ia diminta datang untuk mengambil hasilnya. Dari
rumah sakit Furqan langsung diantar pulang ke flatnya.
364
jowo.jw.lt Collection
Begitu ia tiba di kamarnya, Furqan tak kuasa menahan
tangisnya. Ia menangis meraung-raung seperti anak kecil.
Untunglah saat itu hanya ia sendiri yang ada di rumah
itu. Ia merasakan kecemasan yang paling hebat. Kecemasan
yang belum pernah ia alami sebelumnya. Ia juga
merasakan ketakutan yang luar biasa. Ketakutan yang
juga belum pernah ia alami sebelumnya. Dan ia juga
mengalami kesedihan yang nyaris membinasakannya. Ia
merasa menjadi manusia paling sengsara di dunia. Ia
menangis sambil menyebut -nyebut nama Allah.
"Ya Allah, ya Allah, ya Allah! Ya Allah kasihanilah
hamba-Mu yang lemah ini ya Allah!"
Ia tak tahu harus berbuat apa saat itu. Dan ia tidak kuat
membayangkan jika hasil test darah itu memvonisnya
positif terkena HIV. Hancur sudah masa depannya. Jika
itu yang terjadi, ia merasa akan menjadi bangkai yang
berjalan. Ia akan dianggap lebih menjijikkan dari kotoran
dan lebih busuk dari sampah yang paling busuk. Jika itu
yang terjadi, ia merasa riwayatnya telah tamat sebelum ia
mati.
Ia terus meratap kepada Allah.
Ia baru merasa betapa lemah, kerdil dan tiada berdaya
dirinya. Semua rasa optimisnya lenyap. Kalkulasi-kalkulasi
dan prediksi-prediksinya yang selarna ini ia agungkan
sebagai pilar paling vital untuk menentukan hukumhukum
takdir yang diyakininya sama sekali sirna. Tak
ada lagi kalkulasi matematis. Tak ada lagi hitunghitungan
strategis. Tak ada lagi prediksiprediksi logis.
365
jowo.jw.lt Collection
SPost lewat email nok 6233

Tidak ada komentar:

Posting Komentar